Ilmu Campuran Seputar Blog, Pendidikan & Sastra

Selasa, 24 Juni 2014

Elegi Perpisahan


Elegi Perpisahan
Untuk pertama kalinya…
aku merasa sinting akan resahnya perpisahan ini. 
Katakan, apa aku terlalu berlebihan dalam hal ini..??
Entahlah
Perasaan ini hanya bisa terwakilkan oleh air mata 
yang mulai merebak begitu mengingat senyum simpulmu
Siapa yang mampu menolak saat detik perpisahan menyapa?


Hari ini aku kabarkan
Bahwa aku tidak sedang bermimpi
Aku tengah menghadapi kenyataan pahitnya perpisahan
Mencoba mengenang awal perjumpaan kita yang rasanya seolah baru kemaren
Rasa penyesalan yang tak bertepi akan sebuah keegoisan
dan harapan yang tak sampai untuk terus bersama meniti asa, cita
semua, berkecamuk diantara nestapa yang bergumul. 

Mengintip ranjangmu yang kosong membuatku sesak.
Mengeja aksara yang kau goreskan pada secarik kertas ini membuatku semakin sesak.
Apa yang bisa kulakukan kali ini?
Bisakah kuputar waktu meskipun kutahu itu mustahil?
Bisakah kumemintamu agar berlama-lama disini?
Pertanyaan-pertanyaan yang absurd, bukan?

Mulai esok
“kita kan menempuh jalan hidup masing-masing”
Ya, kali ini kalimat itu terasa jelas. 
Kalimat itu bukan lagi sebuah lelucon 
yang sering kali kita ucap kala merajuk. 

Oh, begitukah rupanya??
nyatannya, cepat atau lambat kita kan menghadapinya
“kata perpisahan yang tak asing"
Tentang tawa-tawa yang dihujani air mata dimalam yang berlabuh
Kuharap itu adalah kenangan terakhir 
yang akan tersimpan dalam sanubari paling dalam.

Malang, 22 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar