Perihal Rindu
Begitulah semuanya berakhir. Masih lekap dalam ingatan perihal kepergianmu yang tiba-tiba di pagi-pagi yang buta. Tentu saja, bukan tanpa suatu alasan melainkan kau tahu bahwa cinta ini tak layak dipertahankan apalagi diperjuangkan, dalihmu. Kiranya meninggalkanku adalah jalan yang kau tempuh dan kau bahagia akan itu, maka aku rela. Sudah kulatih diri untuk tabah dan tegar menghadapi segala nyata yang menerpa, silih berganti, serupa bumi yang tak bisa kuhentikan untuk tak berotasi atau memaksa angin agar berhenti berembus. Maka kukabarkan padamu, juga pada langit yang mulai mengesumba perihal rindu yang tak akan lapuk, atau karam oleh waktu. Cinta ini masih utuh untukmu.Blitar, 11 Agustus 2016 My poetry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar