Ilmu Campuran Seputar Blog, Pendidikan & Sastra

Minggu, 10 Juli 2016

Begitu Pongahkah Kau, Tuan (Serdadu)?

Mengapa kau begitu pongah?
Padahal dahulu
Kau hanya setetes mani yang hina
Bersajaklah untuk kami, Tuan
Sebab kota kami baru saja dilanda kemiskinan
Juga kelaparan yang mengerikan

Mari saling berbelas kasih
Kota kami sudah digenangi kepiluan
Kesedihan
Juga keresahan yang mengerat
Merajam jiwa-jiwa yang sekarat

Desing peluru yang bertalu-talu
Meliuk-liuk pilu
Bercampur harum mesiu
Merobek-robek jantung kotaku
Serdadu tak punya malu
Bersenandung riuh
Gemuruh
Meneriakkan kemenangan semu

Tunggu saja tangan Tuhan menyentuhmu
Ia takkan diam tergugu
Janji-Nya sudah terpatri; dalam mushaf suci
Harga mati; tak bisa ditawar lagi
Bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan
dan kekerdilan mendapat balasan yang setimpal

Coba tengok kitab suci, Tuan
Telah lama ia kau abaikan
Kelak kan kau jumpai kalam illahi
Peredam emosi, penyejuk hati
Penggerak nurani menjadi insan pekerti

Batu, 30 Januari 2016


Baca juga: Perempuan Mulia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar