Ilmu Campuran Seputar Blog, Pendidikan & Sastra

Sabtu, 02 Juli 2016

Menganyam Sepi


Ketika kau pergi meninggalkan
Tinggalah sepi yang terserak
Menyeruak
Menikam dada yang digumul nestapa
Juga lara rindu yang kian mengabu

Saat malam mulai bertandang
Menyenandungkan kelamnya pada jagad semesta
Senyap bayangmu kerap mengetuk ingatan
Menguar memori perih yang enggan menepi

Akulah penganyam sepi yang paling tangguh, kawan
Pemahat kenangan
Juga pemungut puing-puing mimpi yang retak
Terhempas gelombang duka perpisahan

“Tunggu aku hadir dalam mimpimu kala rindu membelenggu
lalu aku akan menjelma sebagai rembulan
yang menghangatkan malammu
atau serupa bintang yang menerangi mimpi-mimpi indahmu” bisikmu

Seribu malam telah usai kuanyam
Tanpa sebilah bayangan, kenangan dan harapan
Kau tak kunjung datang

Batu, 13 Februari 2016
Baca juga: Sajak-Sajak yang Tak Pernah Selesai 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar